Love is In The Air.
Slytherin!Ran and Hufflepuff!Mitsuya AU, Fluff and maybe a romance-comedy.
Seluruh murid—juga Profesor, hantu dan lukisan—di kastil ini tahu kalau si prefek Slytherin yang diharapkan menjadi Head Boy tahun depan itu mengejar anak tahun ke-empat Hufflepuff mati-matian dan cintanya masih bertepuk sebelah tangan.
Haitani Ran, si pemilik reputasi paling oke satu Slytherin kehilangan rasa malunya sejak tahun lalu. Ketika ia tidak sengaja bertemu dengan Mitsuya, anak paling tidak macam-macam dari Hufflepuff di poetry section perpustakaan sekolahnya.
Ran tahu jelas kalau Mitsuya ini adalah half-blood, tetapi ia tidak peduli karena menurutnya, cinta itu tidak mengenal keturunan walau kedua orang tuanya terus menekankan kalau ia harus memiliki pasangan dengan darah penyihir murni.
Mau half-blood atau muggle born, Ran tidak begitu peduli. Ia juga selalu berkata pada sang adik kalau ia jatuh cinta, ikuti saja apa yang hati mereka inginkan. Tidak usah dengarkan omongan kolot orang tua mereka karena di era modern ini, seluruh penyihir (terutama para pure-blood seperti kedua orang tua dan paman bibinya) harus memiliki pola pikir kalau semua penyihir sama saja.
Sebetulnya, ada banyak juga orang yang merasa aneh saat melihat Ran berada di Slytherin (bahkan sampai menjadi prefek dan kapten Quidditch) karena terkadang, tingkah lakunya lebih condong seperti anak laki-laki dari asrama Singa.
Ran berlari kecil ketika sudut matanya menangkap sosok kecil kesukaannya di koridor membawa beberapa buku besar di tangan, sepertinya ia baru saja meminjam beberapa buku dari perpustakaan.
“Selamat sore, Mitsuya!” sapa Ran ketika tungkainya berhasil menyamakan langkah dengan langkah Mitsuya. “Tidak siap-siap untuk pulang minggu depan?”
Mitsuya tersenyum tipis ketika pendengarnya menangkap suara familiar. “Selamat sore, Kak Ran,” balasnya masih dengan kurva tertarik ke atas. “Aku tidak memiliki rencana untuk pulang ke rumah tapi aku akan menghabiskan musim panasku di kampung halamanku.”
Ran memiringkan kepalanya dengan bingung. Kampung halaman? Bukannya Mitsuya ini asli dari London sama sepertinya, ya?
“Kampung halaman? London?”
Mitsuya tertawa kencang, kepalanya menggeleng dan tangannya mengibas dengan cantik. “Tidak, aku hanya tinggal disana sejak kecil. Aku berasal dari Jepang,” jelas Mitsuya membuat Ran sedikit terkejut. “Aku kira kamu sudah tahu karena aku selalu memanggilmu dengan sebutan ‘Kak’, tidak hanya memanggilmu dengan nama saja.”
Ran tahu dimana Jepang dan ada apa saja disana karena sekarang para penyihir boleh menggunakan ponsel dengan bebas dan terlebih karena ia pernah mendengar kalau di Jepang ada juga sekolah sihir seperti Hogwarts dan tim Quidditch-nya juga sangat keren.
“Aku kira itu hanya caramu memanggil orang-orang dengan panggilan unik.”
Mitsuya tertawa.
“Aku akan pergi sendirian, kalau Kak Ran ingin ikut pergi menghabiskan musim panas tahun ini di Jepang, aku akan mengizinkanmu untuk pergi bersamaku.”
Buku catatan Ran di tangan jatuh disertai dengan tatapan serta bibir menganga secara dramatis kala indera pendengarnya mendengar kalimat yang baru saja Mitsuya katakan untuknya. Mitsuya berkata kalau ia tidak masalah jika Ran ingin ikut berkelana.
“Kak Ran?”
Ran buru-buru mengambil buku catatannya dengan telinga memerah. Cengirannya lebar, matanya menghilang karena senyum.
“Maaf, aku terlalu kaget dan juga sedikit—ah, tidak, banyak—bahagia karena kamu mengizinkanku untuk ikut dalam Summer trip berhargamu.”
Mitsuya tertawa, lagi. Rasanya Ran ingin sekali merekam suara tawa laki-laki di depannya dan menjadikannya alarm pribadi.
“Ini karena Kak Ran selalu menjadi senior yang baik, terlebih memperlakukanku dengan baik.”
Tolong ingatkan Ran satu kali lagi, Mitsuya itu memang seperti ini. Ia ramah dan akrab dengan semua orang.
Ran bukan satu-satunya yang mendapat perlakuan spesial. Semuanya dapat, dan hari ini secara kebetulan giliran Ran yang mendapat perlakuan baiknya.
“Aku dengar, kemarin kamu menghabiskan seluruh musim panasmu dengan Ran, ya?” tanya Kazutora ketika keduanya berada di common room asrama mereka yang hangat dengan rajutan di tangan masing-masing; keduanya tengah mempersiapkan untuk musim dingin yang akan datang.
Mitsuya mengangguk, ia memang menghabiskan waktu liburannya dengan Ran dan ia rasa, liburan kemarin adalah liburan terbaik karena mereka menghabiskan waktu dengan tawa dan pengalaman menarik lainnya.
“Rasanya aku ingin liburan saja dan tidak ingin kembali menuju asrama untuk belajar.” keluh Mitsuya kala mengingat musim panasnya.
Kazutora menatapnya dengan tatapan memicing. “Sebetulnya, kamu ini tahu tidak sih kalau Haitani Ran itu mengejarmu layaknya orang gila?” tanya Kazutora penasaran.
“Mengejarku? Kenapa juga ia mengerjarku?”
Tuh, 'kan.
Kazutora menyimpan rajutan miliknya di meja dan meraih pundak Mitsuya dengan erat. Netranya ia fokuskan pada netra lavender milik lawan bicaranya dengan serius.
“Haitani Ran itu menyukaimu sejak tahun lalu. Bisa dibilang ia jatuh cinta, sih, bukan hanya menyukai kalau aku lihat dari gerak-geriknya. Aku rasa dia benar-benar suka padamu bukan hanya karena kamu ini laki-laki paling populer satu angkatan.”
Mendengar kalimat Kazutora, Mitsuya menggeleng dengan tidak percaya. Ran menyukai dirinya?
“Tidak lucu bercanda seperti ini, asal kau tahu.”
“Aku tidak bercanda. Aku berkata dengan serius, lihat ekspresiku ini. Bahkan seluruh kastil—kecuali kamu sudah tahu kalau Ran mengejar dan selalu melindungimu. Orang-orang sering lihat ia memarahi anak asramanya yang ingin menjahilimu, aku juga pernah lihat satu kali.”
Kazutora kembali dengan posisinya dengan rajutan kembali di tangan dengan sempurna.
“Kalau kataku sih, walaupun image dia sedikit aneh dan juga menyebalkan—menurut anak-anak Gryffindor dan Ravenclaw yang ku kenal, tetapi sepertinya ia akan menjadi pasangan yang baik dan menyenangkan.”
Mitsuya tertawa. “Kau ini berbicara layaknya matchmaker.”
“Aku hanya memberitahumu.”
“Aku juga sudah tahu tentang semua itu. Dia memang baik dan surprisingly sangat sopan, tidak seperti beberapa kawan satu asramanya yang sedikit tidak sabaran juga tidak sopan pada orang lain.”
—
“Jadi, bagaimana nasib kisah cintamu setelah menghabiskan liburan musim panasmu di Asia Timur bersama si keren dari Hufflepuff?”
Pertanyaan dari Inui yang baru saja datang dengan buku tebal tentang ramuan di tangan membuat Ran mendengus dengan sebal karena di common room Slytherin ini sedang ada banyak sekali orang dari tahun pertama sampai tahun ke-tujuh.
(wip.)