little star: i will protect you all night.

warning lowercase, fluff.

malam itu, keiji memulai ceritanya; tentang pertemuan pertama di ingatannya pada sang bintang miliknya.


keiji dan hitoka berjalan beriringan dengan tangan saling bertaut serta senyum terpatri dengan manis di wajah masing-masing; mereka seakan memberitahu seluruh dunia kalau mereka adalah sepasang anak adam yang paling bahagia di dunia ini.

malam ini malam terakhir dimana mereka menghabiskan liburan pertama mereka sebagai sepasang suami istri (yang sempat ditunda beberapa bulan karena jadwal mereka masing-masing yang cukup padat).

keiji membuka pintu hotel dimana mereka menginap dan menahan pintu warna hitam seraya menatap hitoka dengan senyuman, mempersilakan hitoka untuk masuk terlebih dahulu.

“kak keiji, mau kakak dulu atau aku dulu yang pakai kamar mandi?” tanya hitoka sembari melepas tas selempang miliknya di atas nakas dekat tempat tidur.

“kamu dulu aja, biar nanti istirahatnya enak.” balas keiji seraya mengusak puncak kepala hitoka dengan gemas.

hitoka hanya bisa mengangguk pelan karena ia tidak akan pernah bisa menang melawan ucapan keiji. selama ini, keiji selalu mengutamakan hitoka dan ia pernah bilang kalau jangan pernah merasa tidak enak padanya karena bagi keiji, hitoka lebih penting.

keiji menunggu hitoka dengan memainkan ponsel serta membaca buku yang baru saja mereka berdua beli siang tadi. kacamatanya masih bertengger di hidung bangir sang lelaki; membuat figurnya terlihat lebih keren dari keiji yang biasa menggunakan kontak lensa di waktu kerja.


bulan sudah menyapa keiji dan hitoka dengan ramah. tak mau merasa sendirian, ia juga ditemani oleh ratusan ribu bintang yang membuat langit malam semakin indah.

pukul sebelas malam.

“hitoka, mau tidur sekarang?” tanya keiji saat hitoka berjalan masuk kamar hotel mereka dengan senandung yang keluar dari bibir manisnya.

hitoka mengangguk pelan, menepuk sisi ranjang beberapa kali; meminta keiji segera menyusulnya.

“aku belum ngantuk, sih, tapi besok kita harus bangun pagi banget,” jawab hitoka pelan, ia mendongak sedikit agar ia dapat melihat wajah keiji dengan jelas. “kakak juga pasti capek hari ini abis jalan-jalan dari pagi, ayo istirahat.” lanjutnya seraya mengangkat satu tangannya, merapikan surai hitam pekat milik keiji yang tak tertata dengan benar.

keiji melakukan hal yang sama, jemarinya bermain diantara surai kuning terang milik hitoka lembut; tangannya yang satu lagi terangkat, mengusap pipi hitoka pelan.

“kalau gitu, kakak mau bercerita, sampai kamu tidur.”

keiji mengangkat tubuh mungil hitoka pelan, membaringkan dan menyelimuti tubuh hitokanya dengan lembut. setelahnya, keiji memeluk hitoka dengan hangat.

close your eyes, little star,” ujar keiji merapikan poni hitoka dengan pelan, mengusap keningnya.

hitoka menurut, ia menutup kedua matanya sembari mengapit pinggang keiji menggunakan lengan mungilnya; merasakan usapan jemari hangat keiji di kening serta surainya.

“sepuluh tahun lalu, kita berdua ketemu di summer camp. kalau gak salah, kita ketemunya di waktu sore, bukan?” keiji tersenyum tipis sembari mengorek tumpukan kenangannya bersama hitoka dengan hati-hati. “yang aku inget, pertama kali aku lihat kamu sama teman-teman kamu, i found you so dazzling and cute; tiny, just like a kitten.

bayangin aja, tinggi badan teman-teman dan senior kamu cukup jauh dari tinggi kamu dan walaupun gitu, aku masih bisa lihat kamu dengan jelas.”

keiji menatap hitoka sekilas, tidak tahu hitoka sudah terlelap atau masih mendengarkan cerita keiji tentang ingatannya akan mereka berdua.

“di hari pertama, kita gak banyak ngobrol, paling cuma sapa-sapaan aja ya, waktu itu? dan waktu akhirnya kita ngobrol panjang di hari ketiga, aku super seneng; aku sore itu lihatin kamu tanpa berkedip, soalnya kamu dan mentari itu perpaduan yang cantik.

terlebih, di akhir cerita, kamu mengulas senyum. ini mungkin terdengar berlebihan, tapi rasanya aku kayak punya dunia. duniaku isinya cuma aku sama kamu doang, berdua.”

keiji kembali melirik hitoka, kali ini ia tahu kalau hitoka sudah tertidur dengan lelap karena nafasnya teratur. keiji tersenyum, menatap wajah tidur hitoka yang cantik, tidak jauh berbeda dengan hitoka ketika menatapnya.

hitokanya sangat cantik.

keiji menarik tubuh hitoka dengan hati-hari, merengkuh tubuh mungil itu dengan hangat; sepasang manik birunya tidak terlepas dari wajah sang pasangan.

oh, tuhan, bagaimana bisa keiji terlelap jika ia lebih ingin menatap wajah hitoka semalaman?

keiji memberikan satu kecupan singkat di kening hitoka selama beberapa detik, dan setelahnya ia mencoba menutup matanya dengan tangan yang tidak berhenti mengusap surai hitoka dengan lembut. dalam hati ia berterimakasih pada sang pencipta karena telah menjadikan hitoka sebagai pasangan hidupnya.

sweet dreams, little star.

keiji bersumpah akan menjaga hitoka selama ia masih diberi kesempatan untuk bernafas, ia akan mencintai hitoka sama seperti ia mencintai mama.

bagi keiji, hitoka segalanya, hitoka cintanya, hitoka dunianya, hitoka malaikatnya.


© koushri, 2021.