jadi, ini yang namanya jatuh cinta?
kenapa ya? ketika kau mencoba mendekatiku, aku dapat merasakan apa yang sedang kau lakukan. beware by izone
a pdkt story written in lowercase. fluff like FLUFF, 5+1 things, kinda cringe mayb. fluff mitsunui rise!!!!
i.
mitsuya hanya bisa tertawa dengan kaku ketika kawan satu angkatannya menggoda dirinya tentang rumor kakak kelas yang menaruh hati pada mitsuya.
mitsuya menoleh sedikit ke belakang, ke arah tukang nasi goreng di arah selatan kantin.
disana ada inui seishu, si kakak kelas yang dimaksud teman-temannya. entah kenapa, mitsuya selalu tahu gerak-gerik yang inui lakukan ketika laki-laki dengan surai yang sedikit panjang itu berada di sekelilingnya.
inui seishu baru sadar kalau ia diperhatikan oleh mitsuya ketika ia sudah berjalan menuju meja kantin dekat meja yang mitsuya tempati dengan salah satu kawannya yang juga wakil ketua mpk, kokonoi hajime dengan satu piring nasi goreng di tangan.
mitsuya mengulas senyum tipis ke arah inui, dan inui hanya membalas dengan pipi juga daun telinga yang memerah dengan sempurna.
—
ii.
mitsuya berjalan di koridor gedung A dengan kedua tangan berada di dalam saku. ia baru saja membantu guru sejarahnya untuk membawa buku teman-teman sekelasnya.
mitsuya mendengar suara gaduh dari belakangnya, terdengar suara bisik-bisik dari murid yang tidak ia kenal.
oh, disana ada inui seishu.
mitsuya kembali berjalan dan berusaha untuk tidak peduli karena kasihan juga inui kalau setiap gerak-geriknya ketahuan oleh mitsuya, pasti ia akan merasa malu lagi.
“habis dari ruang guru?”
mitsuya menoleh dan mengangguk.
“iya, saya habis bantu bu yuki bawa tugas anak-anak, kak inui sekarang mau kemana?”
—
iii.
mitsuya bisa melihat dari ujung matanya kalau di pintu perpustakaan ada kakak kelas yang sudah ia temui selama lebih dari setengah tahun dengan raut wajah sebal namun dengan kedua pipi merona. sepertinya ia sengaja ditarik kesini karena salah satu temannya melihat mitsuya tengah belajar disini.
lagi-lagi mitsuya berusaha acuh, kembali melihat ke arah buku matematikanya dengan otak yang terasa panas. mitsuya benci matematika.
“boleh ikut duduk?”
mitsuya mendongak, kemudian mengangguk kecil seraya mengulas senyum tipis.
“boleh, kak inui.” balas mitsuya pelan, pemuda kelas sepuluh itu kembali mendongak menatap inui. “aku denger dari orang kak inui jago matemarika.”
inui memiringkan kepalanya, bingung.
“aku mau minta tolong buat ajarin aku matematika. kak inui bisa gak, ya?”
“eh?”
—
iv.
mitsuya dan inui sudah akrab, mereka akan saling menyapa satu sama lain ketika berpapasan di lorong atau kantin dan mereka juga sudah merasa nyaman di sekitar satu sama lain.
tapi tetap saja, mitsuya bisa merasakan gerak-gerik inui seperti saat ini, inui tengah berlari kecil menghampirinya dengan senyum secerah cuaca hari ini.
“mitsuya!”
mitsuya melambaikan tangannya dengan riang karena inui menyerukan namanya ketika ia masih berada di koridor gedung F sedangkan mitsuya sendiri berada di koridor gedung E dekat perpustakaan.
“ada apa, kak?”
inui tersenyum dengan lebar sampai-sampai kedua matanya hanya tersisa garis manis yang rasanya ingin mitsuya usap walau hanya satu kali.
“aku menang lomba yang waktu itu kamu saranin!” serunya riang.
mitsuya juga ikut tersenyum, hatinya menghangat.
“selamat, kak inui! hari ini aku traktir kak inui selama istirahat, ayo kita berangkat ke kantin.”
—
v.
mitsuya mendudukan diri di salah satu tempat duduk keramik dekat gedung A—tepat di depan piala sekolah dengan tas ransel yang ia simpan di samping.
ia baru saja selesai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan ketika melihat ponsel, ia mendapat pesan dari sang ibunda untuk mengabari kalau sudah selesai karena beliau ingin menitip sesuatu.
mitsuya menunggu balasan ibu lagi, pasti ibu ingin menitip beberapa bahan makanan untuk makan malam.
“belum pulang?”
mitsuya menoleh dengan refleks dan terkejut ketika ia melihat inui tepat di depan wajahnya. jarak keduanya terlalu dekat, pipinya memanas.
“ah, aku lagi nungguin chat ibu kayaknya beliau mau titip bahan makanan buat makan malam,” ujar mitsuya ketika ia sudah mundur beberapa senti. “kak inui juga kenapa belum pulang?”
inui memperlihatkan ponselnya ke arah mitsuya. “daritadi gak ada ojek yang nyangkut jadi aku belum bisa pulang. kayaknya aku mau sekalian nungguin koko selesai rapat aja, nebeng dia soalnya kita tetanggaan.”
mitsuya menggigit bibir bawahnya yang kering, kepalanya berusaha untuk memikirkan kalimat yang cocok dalam kondisi seperti ini.
jantungnya berdegup begitu kencang karena demi tuhan, inui terlihat cantik sore ini.
“mau bareng sama aku aja?”
kedua mata inui berbinar. “boleh? eh, tapi kalau ternyata arah rumah kita berdua beda, aku minta anter aja sampai halte yang deket mcd itu, nanti aku naik bus aja dari situ.”
mitsuya tertawa. entahlah, hari ini inui lucu sekali.
“gak apa-apa, nanti aku bilang aja ke ibu kalau aku anter kakak kelas lucu dulu sebelum belanja.”
inui tertawa nyaring. “omongan kamu kayak orang yang suka sama aku aja.”
“gak salah, sih.”
inui terdiam, menatap mitsuya dengan serius—juga dengan seluruh wajah yang memerah layaknya berada di musim dingin.
oh, rasanya mitsuya ingin mengusap rona merah muda itu satu per satu.
jadi, begini ya, rasanya jatuh cinta?
2021, a part of songblefics