i, and the sun who live with me.

the morning sunshine waking up. the first thing i see: your lovely eyes, staring straight at me. all over me by isyana sarasvati

a woking up drabble, written in lowercase, not related to the song, i just took the lyrics for this story (um ... i mean, a prompt). mitsunui.


inui seishu membuka kelopak matanya dengan lambat kala cahaya mentari menyapanya sejak lima belas menit yang lalu dari sela-sela tirai abu-abu yang ia—juga mentari di sampingnya, yang mungkin saja masih tertidur dengan nyenyak.

seishu tidak memiliki semangat untuk membuka kedua matanya dengan sempurna maka ia kembali menutupnya dan merubah posisi tidurnya menjadi berbalik ke arah sang mentari yang selalu ia banggakan pada kawan-kawannya.

pagi ini mentari terasa lebih hangat dari biasanya, apa ia tidur terlalu lama dan sekarang sudah lebih dari jam tujuh pagi?

seishu membuka kedua kelopak matanya secara perlahan (lagi), dan emerald gelap milik seishu menangkap lavender hangat milik sang mentari yang entah sejak kapan sudah memandanginya dengan hangat, lebih hangat dari mentari di luar sana.

“selamat pagi, kakak manis.”

begitu, katanya.

“ini masih jam enam pagi, aku tahu kamu penasaran.”

katanya lagi, tanpa seishu sebut rasa penasarannya.

“mau tidur lagi atau kita langsung berangkat ke dapur?”

kali ini, seishu tertawa.

seishu mendekat, lengannya mengelilingi pinggang sang mentari yang lebih muda darinya, sebetulnya jarak umur mereka tidak lebih dari satu tahun.

“aku mau tidur lagi, bareng taka.”

yang di panggil namanya mengeluarkan tawa renyah, mengusap surai terang milik seishu dengan sepasang netra yang tidak lepas dari emerald miliknya.

“cium dulu.”

seishu berdecak, pelan sekali. ia memasang raut wajah sebal (seishu tahu kalau takashi tak akan pernah termakan tipuannya namun entah kenapa ia tetap melakukannya) dengan bibir mencebik.

seishu detik ini terlihat seperti anak anjing.

“yaudah, aku aja yang cium kalau gitu.”

sang mentari mendekatinya dengan pelan. kedua kelopak matanya kali ini menutup dengan sempurna, menunggu sapaan pagi lain yang akan sang mentari berikan untuknya.

tidak butuh waktu lama untuk seishu menerima sapaan hangat dari mentari pagi, ia menyapa seishu dengan lembut dan hati-hati. jemarinya bermain di atas pipi seishu, memberi kedua pipi tirusnya elusan dari jemari lembut milik sang mentari.

“i love you.”

begitu, bisiknya.

seishu kembali membuka matanya dan tersenyum dengan lebar, memberi senyuman yang tidak kalah hangat dari presensi juga sentuhan sang mentari.

“i love you more, my sun.”


2021, a part of this project: songblefics